Autobiografi
saya
Nama
saya adalah afriyanti, biasa dipanggil afri atau anti, terkadang juga kaklong
(panggilan untuk anak pertama suku melayu sambas). Ibu saya bernama sabila,dan ayah saya bernama
Muhammad tauran. Ibu saya menempuh jenjang pendidikan hingga diploma dua (d2),
sedangkan ayah saya hanya sampai pada jenjang sekolah menengah atas (sma). Saya
adalah anak pertama dari dua bersaudara. Saya lahir di singkawang, tanggal 11
bulan april tahun 1995. Saya mempunyai adik perempuan, bernama nurul hidayati. ia sekarang duduk dikelas 3 sekolah menengah
pertama (smp) di smp negeri 1 tebas. saya berasal dari kabupaten sambas,
kecamatan tebas, tepatnya di desa serumpun buluh parit. Sekarang ini, Saya tinggal di rusunawa untan atau asrama
untan, kamar ruai 1 nomor 303. Dan kuliah di fakultas keguruan jurusan
pendidikan bahasa Indonesia.
Tahun
2001, saya memasuki bangku sekolah dasar (sd), di sd negeri 41 buluh parit.
Dulunya sekolah itu bernama sd negeri 41 buluh parit, tetapi sekarang dirubah menjadi sd negeri 28. Sekolah itu
berada di kampung saya, desa serumpun buluh parit, dan jaraknya tidak jauh dari
rumah saya, sekitar 15 menit apabila menggunakan jalan kaki. Sekolah sd saya
juga berdampingan dengan rumah nenek
saya. Pada saat di bangku sekolah dasar kelas 4, saya sudah diajarkan
untuk menjadi anak yang mandiri oleh keluarga saya. Terkadang, selain belajar
saya juga berjualan di kelas seperti berjualan nasi goreng , es, dan lain
sebagainya. Alhamdulillah, Saya
menyelesaikan sekolah dasar selama enam
tahun tanpa hambatan pada tahun 2006/2007 dan mendapatkan peringkat ke-3 pada
hasil ujian akhir.
Setelah
itu saya melanjutkan ke sekolah menengah
pertama di smp negeri 1 tebas, kecamatan tebas. selama tiga tahun saya
pergi ke sekolah menggunakan sepeda dan
terkadang menggunakan angkutan umum, itu pun kalau hari sedang hujan atau pada saat
bulan puasa. Untuk menuju ke sekolah,
saya harus berangkat dari pukul
06.00 pagi. Menempuh perjalanan kurang lebih 40 menit, dan sampai di sekolah
sekitar pukul 06.40. Saat bersepeda, terkadang saya iri melihat teman-teman
lain yang menggunakan sepeda motor, tetapi saya teringat dengan kemampuan kedua
orang tua saya, yang berkerja dengan upah yang tidak seberapa. Untuk mempunyai
sebuah sepeda itu pun Alhamdulillah. Sehingga membuat saya bersyukur dan sadar bahwa apa yang telah digariskan oleh
Tuhan itu harus kita syukuri, bukan disesali karena telah menjadi seseorang
yang lahir dari keluarga yang tidak mampu. Ketidakmampuan itulah yang mendorong
saya, membuat saya semangat untuk terus belajar, demi mengubah hidup. saya
tidak ingin ketidakmampuan itu menjadi kemahan melainkan menjadi kekuatan
saya. Semangat yang berkobar, membuat saya patuh
dengan peraturan yang ada di sekolah, dan membuahkan hasil yang baik. Pada
kelas 2 smp saya mendapat peringkat yang cukup memuaskan, yaitu pada semester 1
mendapat peringkat ke-3, dan semester ke-2 mendapat peringkat ke-2. Walaupun
padaa kelas 7 dan 9 saya tidak mendapat peringkat.
Tamat
smp, saya melanjutkan ke sekolah menengah atas (sma). Pada saat ingin
melanjutkan sekolah, sebenarnya saya ingin melanjutkan sekolah ke sma negeri 1
tebas, karena di sana banyak teman dan sahabat yang sudah saya kenal sejak smp.
Hanya saja keinginan itu saya urungkan karena beberapa alasan. Kemudian, saya
membulatkan niat untuk melanjutkan sekolah ke sma 2 tebas, yang tidak jauh dari
rumah.
Sekolah
baru, teman baru dan pengalaman baru. Seperti di smp, ketika datang ke sekolah
hal yang dilakukan adalah benar-benar niat untuk sekolah dan belajar, bukan
mencari sensasi atau mencari kekasih. Saya mengambil jurusan ips. Mengapa tidak
ipa? Karena saya tidak menyukai gurunya. Pemilihan jurusan ips adalah keinginan saya sendiri,
bukan paksaan dari orang lain. Hal itu, saya buktikan dengan hasil akhir tiap
semester. Nilai yang cukup memuaskan bagi saya, sehingga saya mendapat
peringkat ke-2 secara terus-menerus dan satu kali mendapat peringkat ke-5,
yaitu pada semester 3.
Usaha
yang tidak sia-sia. Kegigihan dan kerja keras belajar selama 3 tahun di jenjang
sma membuat saya terus mendapatkan peringkat, sehingga pada saat penyeleksian penerimaan
beasiswa dari untan, saya bisa masuk ke dalam kategori tersebut. Dan akhirnya,
puji syukur tuhan yang maha kuasa. Saya diterima sebagai satu diantara siswa
yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di
universitas tanjungpura Pontianak. Tidak ada mimpi yang tidak dapat diraih,
jika kamu berusaha dan terus bekerja keras untuk meraihnya. Dan mimpi itu hanya
akan menjadi sebuah mimpi apabila, engkau lena dan tidak ada aksi untuk mimpi
itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar