Kamis, 13 November 2014

secarik tinta untuk kisahku



Autobiografi saya

Nama saya adalah afriyanti, biasa dipanggil afri atau anti, terkadang juga kaklong (panggilan untuk anak pertama suku melayu sambas).  Ibu saya bernama sabila,dan ayah saya bernama Muhammad tauran. Ibu saya menempuh jenjang pendidikan hingga diploma dua (d2), sedangkan ayah saya hanya sampai pada jenjang sekolah menengah atas (sma). Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Saya lahir di singkawang, tanggal 11 bulan april tahun 1995. Saya mempunyai adik perempuan, bernama nurul hidayati.  ia sekarang duduk dikelas 3 sekolah menengah pertama (smp) di smp negeri 1 tebas. saya berasal dari kabupaten sambas, kecamatan tebas, tepatnya di desa serumpun buluh parit. Sekarang ini,  Saya tinggal di rusunawa untan atau asrama untan, kamar ruai 1 nomor 303. Dan kuliah di fakultas keguruan jurusan pendidikan bahasa Indonesia.
Tahun 2001, saya memasuki bangku sekolah dasar (sd), di sd negeri 41 buluh parit. Dulunya sekolah itu bernama sd negeri 41 buluh parit, tetapi sekarang  dirubah menjadi sd negeri 28. Sekolah itu berada di kampung saya, desa serumpun buluh parit, dan jaraknya tidak jauh dari rumah saya, sekitar 15 menit apabila menggunakan jalan kaki. Sekolah sd saya juga berdampingan dengan rumah nenek  saya. Pada saat di bangku sekolah dasar kelas 4, saya sudah diajarkan untuk menjadi anak yang mandiri oleh keluarga saya. Terkadang, selain belajar saya juga berjualan di kelas seperti berjualan nasi goreng , es, dan lain sebagainya. Alhamdulillah,   Saya menyelesaikan sekolah dasar  selama enam tahun tanpa hambatan  pada tahun  2006/2007 dan mendapatkan peringkat ke-3 pada hasil ujian akhir.
Setelah itu saya melanjutkan  ke sekolah menengah pertama di smp negeri 1 tebas, kecamatan tebas. selama tiga tahun saya pergi  ke sekolah menggunakan sepeda dan terkadang menggunakan angkutan umum, itu pun kalau hari sedang hujan atau pada saat bulan puasa. Untuk menuju ke sekolah,  saya harus  berangkat dari pukul 06.00 pagi. Menempuh perjalanan kurang lebih 40 menit, dan sampai di sekolah sekitar pukul 06.40. Saat bersepeda, terkadang saya iri melihat teman-teman lain yang menggunakan sepeda motor, tetapi saya teringat dengan kemampuan kedua orang tua saya, yang berkerja dengan upah yang tidak seberapa. Untuk mempunyai sebuah sepeda itu pun Alhamdulillah. Sehingga membuat saya bersyukur dan  sadar bahwa apa yang telah digariskan oleh Tuhan itu harus kita syukuri, bukan disesali karena telah menjadi seseorang yang lahir dari keluarga yang tidak mampu. Ketidakmampuan itulah yang mendorong saya, membuat saya semangat untuk terus belajar, demi mengubah hidup. saya tidak ingin ketidakmampuan itu menjadi kemahan melainkan menjadi kekuatan saya.   Semangat yang berkobar, membuat saya patuh dengan peraturan yang ada di sekolah, dan membuahkan hasil yang baik. Pada kelas 2 smp saya mendapat peringkat yang cukup memuaskan, yaitu pada semester 1 mendapat peringkat ke-3, dan semester ke-2 mendapat peringkat ke-2. Walaupun padaa kelas 7 dan 9 saya tidak mendapat peringkat.
Tamat smp, saya melanjutkan ke sekolah menengah atas (sma). Pada saat ingin melanjutkan sekolah, sebenarnya saya ingin melanjutkan sekolah ke sma negeri 1 tebas, karena di sana banyak teman dan sahabat yang sudah saya kenal sejak smp. Hanya saja keinginan itu saya urungkan karena beberapa alasan. Kemudian, saya membulatkan niat untuk melanjutkan sekolah ke sma 2 tebas, yang tidak jauh dari rumah.
Sekolah baru, teman baru dan pengalaman baru. Seperti di smp, ketika datang ke sekolah hal yang dilakukan adalah benar-benar niat untuk sekolah dan belajar, bukan mencari sensasi atau mencari kekasih. Saya mengambil jurusan ips. Mengapa tidak ipa? Karena saya tidak menyukai gurunya. Pemilihan  jurusan ips adalah keinginan saya sendiri, bukan paksaan dari orang lain. Hal itu, saya buktikan dengan hasil akhir tiap semester. Nilai yang cukup memuaskan bagi saya, sehingga saya mendapat peringkat ke-2 secara terus-menerus dan satu kali mendapat peringkat ke-5, yaitu pada semester 3.
Usaha yang tidak sia-sia. Kegigihan dan kerja keras belajar selama 3 tahun di jenjang sma membuat saya terus mendapatkan peringkat, sehingga pada saat penyeleksian penerimaan beasiswa dari untan, saya bisa masuk ke dalam kategori tersebut. Dan akhirnya, puji syukur tuhan yang maha kuasa. Saya diterima sebagai satu diantara siswa yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di universitas tanjungpura Pontianak. Tidak ada mimpi yang tidak dapat diraih, jika kamu berusaha dan terus bekerja keras untuk meraihnya. Dan mimpi itu hanya akan menjadi sebuah mimpi apabila, engkau lena dan tidak ada aksi untuk mimpi itu.


                                                                                                       





Tidak ada komentar:

Posting Komentar