Minggu, 02 November 2014

puisi



Si kuning panjang


Aku tak perduli
Ketika mereka membuli
Aku tak perduli
Ketika mereka berkata “itu-itu lagi”

Ini dia si kuning panjang
Sarapanku dikala pagi
Nikmat yang tiada tara
Bagai sehari jadi raja

Lucu rasanya
Hidup sendiri dan orang tua
Dulu serba siap
Dulu serba enak

Aku tak menyalah
Bila sarap-sarapanku seperti si kuning ini
Aku tak menyesal
Bila ia mengenyangkan bulat badanku
Karenanya ku  masih bisa kenyang
Karenanya ku bersyukur
Dan tidak kebuluran
Meratap kemiskinan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar