Kemana hati dan jiwaku pergi
Sebuah coretan dari
seseorang yang hatinya terluka……………………
Hari ini aku
teringat dengan hati. Yang selalu menemaniku dikala ku senang dan dikala ku
sedih. Sahabat ….ketahuilah sahabat sejatimu itu adalah hatimu. Bukan sahabat
yang sekarang atau teman mu sekarang bukan pula kekasihmu yang selalu ada di
sampingmu.
Coretan dari hati
yang terluka, aku ingin ungkapkan padamu bahwa hati ini terlalu mudah sakit,
terlalu mudah menangis, merengek dan lelah dengan semua. Entah apakah itu hati
atau aku yang manja, jiwa dan hati memang selalu bersama. Tapi tak
selamanya………suatu saat kan ada yang meninggalkan hati..yaitu jiwa.
Hati dan jiwa ,
memang selalu bersama, berlari mengejar mimpi hingga tak dipungkiri muncul
keegoisan jiwa dan hati. Mimpi yang diinginkan adalah mimpi yang luar biasa
peliknya..tak bisa kau menutup mata sambil merangkak terus mendapatkannya.
Tidak hanya itu. Hati dan jiwa memang bersahabat apabila ia bertemu maka ia
akan memeluk dan menghangatkan tubuh mereka masing-masing, tapi terkadang
muncul kebencian darri hati dan jiwa, karena mereka tidak ingin berbagi
kehangatn, hati terlalu beku dan jiwa pun membeku.
Hati dan jiwa
bersatu dalam keheningan malam dengan ditemani berjuta bintang di langit. Bulan
pun menyaksikan kemesraan mereka berdua, seakan tidak ingin kehilanagan, karena
hati adalah sahabat jiwa. Dan jiwa adalah sahabt hati. Apa daya kemesraan itu
tak berlanjut lama, bulan segera meninggalkan mereka, awan pun meremang dan
mulai menggelap. Jiwa marah dan hati menangis karenan ditinggalkan, apa daya
jiwa tak terikat hati begitu pula sebaaliknya.
Lama terjalin sudah
hubungan jiwa dan hati terpaut kisah kasih di renungan kehidupann, sayang waktu
yang begitu lama dihabiskan dengan berjuta kebohongan dan kepalsuan hati dan
jiwa. Tersenyum hati, menagis jiwa.tertawa jiwa, merengek hati. Tak pantaskah
mereka tertawa bersama?, bahagia dan menangis bersama?. Terlalu sulit kawan..
hati dan jiwa tak bisa menyatu, hati adalah hati. Jiwa adalah jiwa. Mereka tak
bisa sama.
Kadang hati
merindukan jiwa. Karena jiwa seakan-akan ingin pergi meninggalkan hati, tapi
hati hanya bisa pasrah, karena jiwa punya hak untuk pergi, jiwa bukan siapa-siapa yang harus terus
menemani hati yang gundah gulana, sial sungguh nasb hati yang sendiri di
tinggal pergi. Dan entah kemana jiwa , hati pun tak tahu. Beribu pertanyaan
yang tak terlontar karena hanya menumpuk dalam hati. hati bertanya-tanya..apa
salah ku? Hati hanya bisa meredam, memendam, hingga gejolak itu terkuak .
sampai saat ini beribu pertanyaan itu masih belum terjawab, pertanyaan
bodoh…yang tak mungkin terjawab. Sesal hati hanya dalam hati.
Hhaaah…kemana jiwa
yang ku rindukan, hatiku ingin berbagi kasih seperti dulu, Bercanda , bercerita
ketika hati menemukan hati, ketika jiwa menemukan jiwa. Siapa yang akan
mendengar omelanku, corcehanku??, hati
terdiam, hanya dalam hati. Meratap kepergian jiwa yang tak ingin lagi menemani
hati yang terluka sendirian ..kesepian.
Faktanya, jiwa yang
terus melangkah pergi adalah jiwa yang lemah. Jiwa yang tak sanggup berkata
bahwa ia membutuhkan hati yang kuat berdiri menopang kekurangannya, menghapus
air mata kegelisahan dan penderitaannya. Jiwa yang kini kosong tanpa ada yang
menemani merasa sendiri adalah jalan terbaik untuk meninggalkan hati yang jiwa pikir
itu yang terbaik.
Sampai akhirnya,
pada puncak kepercayaan jiwa dipuncak tertinggi pengharapan , keinginan
terhadap sesuatu yang lebih baik tak ia dapatkan. Jiwa dengan kaki yang lemah
dan tubuh yang renta tak mmpu mendaki puncak pengharapan , puncak mimpi-mimpi ,
puncak kebahagiaan ia jiwa dan jiwa. Barulah jiwa memulai membuka mata jiwanya,
mulai memahami dan mengerti bahwa sendiri itu bukan hal yangterbaik, “aku tak
ingin sendiri mendaki puncak kebahagiaan ini, terlalu sulit” bagi jiwa. “Kemana
hati..sahabat lama yang aku punya” . jiwa meratap..hati adalah sahabat terbaik,
jiwa merugi pabila melupakannya. “Kemana hati..sahabat lama yang mengiringi
kala gelap dan memapahku kala ku jatuh”. Berat sungguh cobaan jiwaku.
Jiwa dan hati
adalah hidupku, aku ingin hati yang kuat dikala jiwa ku lemah. Aku ingin jiwa
yang kuat dikala hatiku lemah. Kemana hatiku…di saat jiwaku lemah, tak mampu
berdiri , melupakan angan-angan dan cita-cita tinggi di puncak tertinggi.
Kemana hati..dikala jiwa ku kosong melompong, tak ada ilmu dan pengharapan
lagi. Kemana hatii????
Kemana jiwa…dikala
hatiku terluka oleh panah cinta asmara. Kemana jiwa dikala hatiku sendiri
meraung..menangis dengan tersedu tanpa henti merobek hati hingga tiada rupa
hatiku. Hatiku terlalu rapuh, terlalu rapuh…sampailah aku pada pengluapan
jeritan hati. Menangis..menangis…hanya menangis. Hatiku kan lebih baik.
Hatiku kan kuatkan
jiwa! Jiwaku kan kuatkan hati! Aku tak sendiri hati! Aku tak sendiri jiwa!ada
sang pencipta yang selalu ada untukku hati. Ada pencipta yang akan selalu ada
jiwa!
Tuhan………..!!!!!hatiku..jiwaku..biarkanlah
mereka bersedih apabila itu membuat hati dan jiwaku merasa tenang.
Tuhan……….!!hatiku..jiwaku..biarkanlah
mereka sendiri..biar mereka merenungi kesalahan-kesalahn pada diri mereka,
kesalah yang diperbuat olehnya.
Tuhan……!!!hatiku
dan jiwaku biarkanlah bersimpuh dihadapanmu, kuserahkan jiwa dan hatiku padamu.
Ambillah sesuka hatimu, kapanpun dan dimanapun aku rela dan ikhlas.
Tuhaann…!!!hatiku
dan jiwaku yang penuh dosa ini. Ampunilah dan masukkan lah mereka ke dalam
golongan kebahagian yang dipenuhi keindahan dan kedamaian. Di tempatmu …di sisi
terindahmu, syurga.^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar