Selasa, 11 November 2014

jiwa....hati....



Kemana hati dan jiwaku pergi

Sebuah coretan dari seseorang yang hatinya terluka……………………
Hari ini aku teringat dengan hati. Yang selalu menemaniku dikala ku senang dan dikala ku sedih. Sahabat ….ketahuilah sahabat sejatimu itu adalah hatimu. Bukan sahabat yang sekarang atau teman mu sekarang bukan pula kekasihmu yang selalu ada di sampingmu.

Coretan dari hati yang terluka, aku ingin ungkapkan padamu bahwa hati ini terlalu mudah sakit, terlalu mudah menangis, merengek dan lelah dengan semua. Entah apakah itu hati atau aku yang manja, jiwa dan hati memang selalu bersama. Tapi tak selamanya………suatu saat kan ada yang meninggalkan hati..yaitu jiwa.

Hati dan jiwa , memang selalu bersama, berlari mengejar mimpi hingga tak dipungkiri muncul keegoisan jiwa dan hati. Mimpi yang diinginkan adalah mimpi yang luar biasa peliknya..tak bisa kau menutup mata sambil merangkak terus mendapatkannya. Tidak hanya itu. Hati dan jiwa memang bersahabat apabila ia bertemu maka ia akan memeluk dan menghangatkan tubuh mereka masing-masing, tapi terkadang muncul kebencian darri hati dan jiwa, karena mereka tidak ingin berbagi kehangatn, hati terlalu beku dan jiwa pun membeku.
Hati dan jiwa bersatu dalam keheningan malam dengan ditemani berjuta bintang di langit. Bulan pun menyaksikan kemesraan mereka berdua, seakan tidak ingin kehilanagan, karena hati adalah sahabat jiwa. Dan jiwa adalah sahabt hati. Apa daya kemesraan itu tak berlanjut lama, bulan segera meninggalkan mereka, awan pun meremang dan mulai menggelap. Jiwa marah dan hati menangis karenan ditinggalkan, apa daya jiwa tak terikat hati begitu pula sebaaliknya.
Lama terjalin sudah hubungan jiwa dan hati terpaut kisah kasih di renungan kehidupann, sayang waktu yang begitu lama dihabiskan dengan berjuta kebohongan dan kepalsuan hati dan jiwa. Tersenyum hati, menagis jiwa.tertawa jiwa, merengek hati. Tak pantaskah mereka tertawa bersama?, bahagia dan menangis bersama?. Terlalu sulit kawan.. hati dan jiwa tak bisa menyatu, hati adalah hati. Jiwa adalah jiwa. Mereka tak bisa sama.
Kadang hati merindukan jiwa. Karena jiwa seakan-akan ingin pergi meninggalkan hati, tapi hati hanya bisa pasrah, karena jiwa punya hak untuk pergi,  jiwa bukan siapa-siapa yang harus terus menemani hati yang gundah gulana, sial sungguh nasb hati yang sendiri di tinggal pergi. Dan entah kemana jiwa , hati pun tak tahu. Beribu pertanyaan yang tak terlontar karena hanya menumpuk dalam hati. hati bertanya-tanya..apa salah ku? Hati hanya bisa meredam, memendam, hingga gejolak itu terkuak . sampai saat ini beribu pertanyaan itu masih belum terjawab, pertanyaan bodoh…yang tak mungkin terjawab. Sesal hati hanya dalam hati.
Hhaaah…kemana jiwa yang ku rindukan, hatiku ingin berbagi kasih seperti dulu, Bercanda , bercerita ketika hati menemukan hati, ketika jiwa menemukan jiwa. Siapa yang akan mendengar omelanku, corcehanku??,  hati terdiam, hanya dalam hati. Meratap kepergian jiwa yang tak ingin lagi menemani hati yang terluka sendirian ..kesepian.
Faktanya, jiwa yang terus melangkah pergi adalah jiwa yang lemah. Jiwa yang tak sanggup berkata bahwa ia membutuhkan hati yang kuat berdiri menopang kekurangannya, menghapus air mata kegelisahan dan penderitaannya. Jiwa yang kini kosong tanpa ada yang menemani merasa sendiri adalah jalan terbaik untuk meninggalkan hati yang jiwa pikir itu yang terbaik.
Sampai akhirnya, pada puncak kepercayaan jiwa dipuncak tertinggi pengharapan , keinginan terhadap sesuatu yang lebih baik tak ia dapatkan. Jiwa dengan kaki yang lemah dan tubuh yang renta tak mmpu mendaki puncak pengharapan , puncak mimpi-mimpi , puncak kebahagiaan ia jiwa dan jiwa. Barulah jiwa memulai membuka mata jiwanya, mulai memahami dan mengerti bahwa sendiri itu bukan hal yangterbaik, “aku tak ingin sendiri mendaki puncak kebahagiaan ini, terlalu sulit” bagi jiwa. “Kemana hati..sahabat lama yang aku punya” . jiwa meratap..hati adalah sahabat terbaik, jiwa merugi pabila melupakannya. “Kemana hati..sahabat lama yang mengiringi kala gelap dan memapahku kala ku jatuh”. Berat sungguh cobaan jiwaku.
Jiwa dan hati adalah hidupku, aku ingin hati yang kuat dikala jiwa ku lemah. Aku ingin jiwa yang kuat dikala hatiku lemah. Kemana hatiku…di saat jiwaku lemah, tak mampu berdiri , melupakan angan-angan dan cita-cita tinggi di puncak tertinggi. Kemana hati..dikala jiwa ku kosong melompong, tak ada ilmu dan pengharapan lagi. Kemana hatii????

Kemana jiwa…dikala hatiku terluka oleh panah cinta asmara. Kemana jiwa dikala hatiku sendiri meraung..menangis dengan tersedu tanpa henti merobek hati hingga tiada rupa hatiku. Hatiku terlalu rapuh, terlalu rapuh…sampailah aku pada pengluapan jeritan hati. Menangis..menangis…hanya menangis. Hatiku kan lebih baik.
Hatiku kan kuatkan jiwa! Jiwaku kan kuatkan hati! Aku tak sendiri hati! Aku tak sendiri jiwa!ada sang pencipta yang selalu ada untukku hati. Ada pencipta yang akan selalu ada jiwa!
Tuhan………..!!!!!hatiku..jiwaku..biarkanlah mereka bersedih apabila itu membuat hati dan jiwaku merasa tenang.
Tuhan……….!!hatiku..jiwaku..biarkanlah mereka sendiri..biar mereka merenungi kesalahan-kesalahn pada diri mereka, kesalah yang diperbuat olehnya.
Tuhan……!!!hatiku dan jiwaku biarkanlah bersimpuh dihadapanmu, kuserahkan jiwa dan hatiku padamu. Ambillah sesuka hatimu, kapanpun dan dimanapun aku rela dan ikhlas.
Tuhaann…!!!hatiku dan jiwaku yang penuh dosa ini. Ampunilah dan masukkan lah mereka ke dalam golongan kebahagian yang dipenuhi keindahan dan kedamaian. Di tempatmu …di sisi terindahmu, syurga.^_^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar