Minggu, 30 November 2014



Dulu aku selalu kalah
Mengalah
Tanpa  ku tolak semua inginmu
Dulu aku selalu mendengar
Jika kamu bentak, dan kau patahkan omonganku           
Aku yang sekarang Bukan aku yang dulu
Sudah cukup
Aku berdiri lama disini
Sudah waktunya
Aku berlari
Demi perhatian
Kawan!




Selasa, 18 November 2014

kejar cinta mu...hingga kau tak mampu berkata-kata



Goodbye second love



Dulu aku pernah mencintai seseorang yang ku kenal sejak sma. Namanya ilham. Ia rupawan dan baik hati. Tidak ada yang kurang darinya. Begitu sempurna dimata. Aku dan ia berteman lama. Kami selalu bercerita dan bergurau bersama, ketika teman-teman keluar pergi ke kantin. Aku dan ia, panggil saja iam, memiliki hobi yang sama, yaitu sama-sama suka melukis. Tak jarang kami berdua janjian pergi ke suatu tempat, hanya untuk melukis. Menghabiskan waktu bersama dan bercanda. Aku dan ilham sangat dekat pada masa sma. Banyak yang mengira, bahwa aku dan ilham saling menyukai. Bahkan ada yang mengira bahwa aku dan ilham menjalin kasih.
Perkiraan-perkiraan itu hanya bertaut pada satu hati. Yaitu aku yang merasa bahwa ilham menyukaiku. Aku tak tahu, perasaan yang tenang selalu aku dapat, pabila aku bersamanya. Perkiraan itu terjawab sudah. Semua hanya perkiraan. Ilham ternyata tidak menyukaiku. Itu ku dengar sendiri tanpa perantara. karena pengakuan ilham kepada teman-temanku. Teman-teman yang selalu mengejek kami berdua. Aku hanya terdiam. Kata-kata yang keluar dari bibir manis ilham adalah kata mematikan buatku. Tapi, memang akulah yang berharap besar. Bahwa cintaku ini akan bersambut. Ternyata malah sebaliknya.
Ilham adalah tipikal lelaki pendiam. Ia akan merasa malu, apabila terus diejek oleh galih teman sebangkunya. Mungkin karena itulah, ilham melontarkan kata-kata yang membuatku jantungku berhenti berdetak. “aku tak menyukai anisa, ia hanya teman. Dan kami hanya teman, tidak lebih dari itu”. Sorakan tangan, dan cibiran mulut temanku pun terdengar olehku hingga ke ruangan guru. Sehingga, tidak lama setelah kejadian itu. Guru kelasku datang dan menghampiri, apa yang telah terjadi di kelas kami. Karena, guru kelas kami, panggil saja bu hani, merasa kelas kami sangat ribut. Dan membuat gaduh kelas sebelah. kami pun terdiam, dikarenakan sudah diperingatkan oleh bu hani. Tak lama, bel tanda pulang sekolah, akhirnya kami pun pulang.
Sepulang sekolah, pada hari itu juga, aku merasa, bahwa aku memang tak pantas untuk ilham. Karena ia adalah anak orang kaya. Dan aku hanyalah seorang gadis yang terlahir dari pasangan yang ayahku hanya bekerja sebagai pegawai negeri di sekolah dasar. dan lambat laun, perlahan urung niatku untuk mendapatkan hati ilham.
Tidak terasa, masa sma ku habis. Hari itu, kami yang menerima hasil kelulusan  dengan bersorak bahagia. Karena telah menerima hasil kelulusan. Dan akan melanjutkan ke  perguruan tinggi. Dari kejauhan, aku melihat ilham yang tersungging senyum manisnya, dengan ciri khas lesung pipit yang ada di pipi kanannya. Dalam hati, ingin rasanya aku bertanya, “hay ilham, apa kabar? Bagaimana hasilnya?”.hmm…kata sederhan. Yang mungkin anak sd juga bisa mengutaraknnya. Tapi aku, yang pada hari itu  sudah dinyatakan lulus sms, tidak bisa mengungkapkannnya. Entah apa perasan itu. Aku membencinya. Biarlah ,aku pikir itu hanya masa lalu. Mungkin beriiringnya waktu. Rasa itu kan pudar dan lenyap bagai debu yang terkikis oleh derasnya angin.
Seiringnya waktu, aku pun melanjutkan studiku ke perguruan tinggi. Yaitu universitas tanjungpura Pontianak. Pada kala itu, aku masih saja teringat si dia. Ya…ilham. Sosok pria yang ku kagumi hingga akau jadi seorang mahasiswi. Hmm…”dimana ia kuliyah sekarang?”. aku sungguh menyesal. Hanya untuk menanyakan, kemana ia melanjutkan pendidikannya pun aku tak sempat, apaagi meminta alamat atau no hpnya.
Setahun tak bertemu dengan sahabat lama di sma. Membuatku rindu untuk bertemu. Akhirnya, aku menuliskan sebuah pengumunman kepada teman—teman sma ku dulu lewat facebook. Untuk mengajak mereka reunian di sebuah  rumah makan dekat kampus. Pesanku dibalas oleh temanku. Dan alangkah terkejutnya aku. Orang pertama yang membalas pesan kronologiku di facebook adalah ilham. Terlihat pengiriman pesan itu dari jogja. Langsung aku terpikir untuk meminta no hpnya. Agar aku bisa menghubunginya serta menyakan kabarnya sekarang.
“Asslamualaikum ilham, kamu apa kabar” ujarku. Pesan singkatku dibalas walaupun butuh  4 jam aku menunggu balasan itu. “walaaikumsalam, baik sa. kamu?” Tanya balik ilham kepadaku. Sungguh pesan singkat yang luar biasa bagiku. Tak pernah terbayang olehku. Seseorng yang ku kagumi dulu sekarang membalas pesanku, walaupun hanya sekadar pesan singkat. Obrolan panjang, hingga pada akhirnya datang sebuah pesan singkat. “anisa, apakah sekarang kamu sudah memilki kekaksih?”
Jantungku berdebar luar biasa hebatnya. Jejariku tak mampu bergerak, seakan kaku dan membatu. Aku bingung harus menjawab apa. Hanya bergumam dalam hati, haruskah aku menjwabnya? Apa yang harus aku jawab? Apa alasaku? Beribu pertanyaan dalam hati, tapi tak mampu aku pungkiri. Aku ingin sekali menjawabnya. Menjawab pesan singkat dari ilham. sosok pria yang ku kagumi hingga kini aku menjadi mahasiswi.
Jikalau orang lain mengatakan pepatah, pucuk dicinta, ulampun tiba. Mungkin aku tidak demikian. Aku tak tahu harus berbuat apa. Pesan ini terlalu rumit untuk ku balas. Karena aku telah memiliki seseorang pengganti ilham. Dialah sosok penggnti ilham di hidupku, seniorku dikampus yang bernama ridwan. Seorang pria yang selalu mendampingiku, menghiburku kala ku sedih dan gundah mengingat ilham yang jauh dan tak pernah member kabar.
Pesanku bertambah, hpku berbunyi lagi. Dan ternyata dari ilham. “mengapa tidak dijawab sa,??”Tanya ilham kepadaku. Sungguh aku tak mampu berkutik. Perasaan apa ini. Ingin rasanya aku menjwab, kalau aku belum memiliki kekasih. Tetapi, bagaimana dengan ridwan. Ia lelaki terbaik dalah hidupku selama ilham tidak ada. Haruskah ku membiarkan ilham pergi untuk kedua kalinya. Ku rasa tidak.
Cinta adalah pengorbanan. Dulu aku bekorban untuk meninggalkan ilham. Mengorbankan hatiku untuk sakit, ditinggalkan ilham. Kini, aku sadar ridwan juga akan berkoban untukku. Aku akan meninggalkan ilham. Karena cinta pertamaku adalah ilham bukan ridwan. Dan inilah proses pendewasaan diri. “maafkan aku” ungkap dalam hatiku. Aku ingin mengejar cintaku yang lama ku tunggu yaitu ilham.
Butuh waktu memang, tetapi pada akhirnya aku memilih ilham. Dan meninggalkn ridwan. Dan ridwan yang tidak tahu apa salahnya, membuat hariku uring-uringan. Ia trus mendesak apa salahnya, apa yang telah ia perbuat hingga aku meninggalkannya. Dosa memang diriku. Karena menyakit ridwan yang dulu baik padaku. Tetapi salahkah aku. Ku juga ingin bahagia, aku ingin hidup dengan ilham. Cinta pertamku saat sma. Yang kini menginginkanku. Begitu dengan ku.
#to be countinue….

tak henti-henti aku menyeloteh, dan belum ku temui titik temu yang ia mau

sajak anak pribumi

hei, penguasa
sadarkah apa yang diperbuat
mana janji sejahteramu itu
kami ini bukan kayu
yang mudah kau pahat
menjadi benda yang indah
trus kau hargai murah

kami bukan boneka
yang mudah kau janjikan
dengan rumah megah istana
trus membisu
hei, penguasa
berputus asakah kamu
hinggan kaum lemah jadi sasaran
kaum lemah jadi incaran
sungguh rendah intelekmu
kecewa.
hei, penguasa
matangkanlah putusanmu itu!!!

kala bulan tak menoleh, dan bintang bertaburan perlahan menghilang



Mati lampu

Malam di malam gelap
Kala cahaya meredup
Aku dan mereka tertegun
Berdiri sejenak ditepian pintu
Mengungkap tabir gelap
Diperapatan

Malam dimalam gelap itu
Ku lihat banyak lampu
Beriringan
Seakan menari kesana-kesini
Bagaikan kunang dimalam-malam

Malam di malam gelap
Disudut-sudut pojok
Dua merpati mengepakkan sayap
Tanpa malu-malu
Bercengkrama
Bersatu tengah kepala
Bercumbu
Menjalin kasih tanpa batas
Tak ingat zat di atas

Tersungging senyum dara
Pesona pemain gelap cahaya
Selimuti jiwa yang rapuh
Memupuk syahwat menggelora

Kamis, 13 November 2014

secarik tinta untuk kisahku



Autobiografi saya

Nama saya adalah afriyanti, biasa dipanggil afri atau anti, terkadang juga kaklong (panggilan untuk anak pertama suku melayu sambas).  Ibu saya bernama sabila,dan ayah saya bernama Muhammad tauran. Ibu saya menempuh jenjang pendidikan hingga diploma dua (d2), sedangkan ayah saya hanya sampai pada jenjang sekolah menengah atas (sma). Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Saya lahir di singkawang, tanggal 11 bulan april tahun 1995. Saya mempunyai adik perempuan, bernama nurul hidayati.  ia sekarang duduk dikelas 3 sekolah menengah pertama (smp) di smp negeri 1 tebas. saya berasal dari kabupaten sambas, kecamatan tebas, tepatnya di desa serumpun buluh parit. Sekarang ini,  Saya tinggal di rusunawa untan atau asrama untan, kamar ruai 1 nomor 303. Dan kuliah di fakultas keguruan jurusan pendidikan bahasa Indonesia.
Tahun 2001, saya memasuki bangku sekolah dasar (sd), di sd negeri 41 buluh parit. Dulunya sekolah itu bernama sd negeri 41 buluh parit, tetapi sekarang  dirubah menjadi sd negeri 28. Sekolah itu berada di kampung saya, desa serumpun buluh parit, dan jaraknya tidak jauh dari rumah saya, sekitar 15 menit apabila menggunakan jalan kaki. Sekolah sd saya juga berdampingan dengan rumah nenek  saya. Pada saat di bangku sekolah dasar kelas 4, saya sudah diajarkan untuk menjadi anak yang mandiri oleh keluarga saya. Terkadang, selain belajar saya juga berjualan di kelas seperti berjualan nasi goreng , es, dan lain sebagainya. Alhamdulillah,   Saya menyelesaikan sekolah dasar  selama enam tahun tanpa hambatan  pada tahun  2006/2007 dan mendapatkan peringkat ke-3 pada hasil ujian akhir.
Setelah itu saya melanjutkan  ke sekolah menengah pertama di smp negeri 1 tebas, kecamatan tebas. selama tiga tahun saya pergi  ke sekolah menggunakan sepeda dan terkadang menggunakan angkutan umum, itu pun kalau hari sedang hujan atau pada saat bulan puasa. Untuk menuju ke sekolah,  saya harus  berangkat dari pukul 06.00 pagi. Menempuh perjalanan kurang lebih 40 menit, dan sampai di sekolah sekitar pukul 06.40. Saat bersepeda, terkadang saya iri melihat teman-teman lain yang menggunakan sepeda motor, tetapi saya teringat dengan kemampuan kedua orang tua saya, yang berkerja dengan upah yang tidak seberapa. Untuk mempunyai sebuah sepeda itu pun Alhamdulillah. Sehingga membuat saya bersyukur dan  sadar bahwa apa yang telah digariskan oleh Tuhan itu harus kita syukuri, bukan disesali karena telah menjadi seseorang yang lahir dari keluarga yang tidak mampu. Ketidakmampuan itulah yang mendorong saya, membuat saya semangat untuk terus belajar, demi mengubah hidup. saya tidak ingin ketidakmampuan itu menjadi kemahan melainkan menjadi kekuatan saya.   Semangat yang berkobar, membuat saya patuh dengan peraturan yang ada di sekolah, dan membuahkan hasil yang baik. Pada kelas 2 smp saya mendapat peringkat yang cukup memuaskan, yaitu pada semester 1 mendapat peringkat ke-3, dan semester ke-2 mendapat peringkat ke-2. Walaupun padaa kelas 7 dan 9 saya tidak mendapat peringkat.
Tamat smp, saya melanjutkan ke sekolah menengah atas (sma). Pada saat ingin melanjutkan sekolah, sebenarnya saya ingin melanjutkan sekolah ke sma negeri 1 tebas, karena di sana banyak teman dan sahabat yang sudah saya kenal sejak smp. Hanya saja keinginan itu saya urungkan karena beberapa alasan. Kemudian, saya membulatkan niat untuk melanjutkan sekolah ke sma 2 tebas, yang tidak jauh dari rumah.
Sekolah baru, teman baru dan pengalaman baru. Seperti di smp, ketika datang ke sekolah hal yang dilakukan adalah benar-benar niat untuk sekolah dan belajar, bukan mencari sensasi atau mencari kekasih. Saya mengambil jurusan ips. Mengapa tidak ipa? Karena saya tidak menyukai gurunya. Pemilihan  jurusan ips adalah keinginan saya sendiri, bukan paksaan dari orang lain. Hal itu, saya buktikan dengan hasil akhir tiap semester. Nilai yang cukup memuaskan bagi saya, sehingga saya mendapat peringkat ke-2 secara terus-menerus dan satu kali mendapat peringkat ke-5, yaitu pada semester 3.
Usaha yang tidak sia-sia. Kegigihan dan kerja keras belajar selama 3 tahun di jenjang sma membuat saya terus mendapatkan peringkat, sehingga pada saat penyeleksian penerimaan beasiswa dari untan, saya bisa masuk ke dalam kategori tersebut. Dan akhirnya, puji syukur tuhan yang maha kuasa. Saya diterima sebagai satu diantara siswa yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di universitas tanjungpura Pontianak. Tidak ada mimpi yang tidak dapat diraih, jika kamu berusaha dan terus bekerja keras untuk meraihnya. Dan mimpi itu hanya akan menjadi sebuah mimpi apabila, engkau lena dan tidak ada aksi untuk mimpi itu.


                                                                                                       





Selasa, 11 November 2014

jiwa....hati....



Kemana hati dan jiwaku pergi

Sebuah coretan dari seseorang yang hatinya terluka……………………
Hari ini aku teringat dengan hati. Yang selalu menemaniku dikala ku senang dan dikala ku sedih. Sahabat ….ketahuilah sahabat sejatimu itu adalah hatimu. Bukan sahabat yang sekarang atau teman mu sekarang bukan pula kekasihmu yang selalu ada di sampingmu.

Coretan dari hati yang terluka, aku ingin ungkapkan padamu bahwa hati ini terlalu mudah sakit, terlalu mudah menangis, merengek dan lelah dengan semua. Entah apakah itu hati atau aku yang manja, jiwa dan hati memang selalu bersama. Tapi tak selamanya………suatu saat kan ada yang meninggalkan hati..yaitu jiwa.

Hati dan jiwa , memang selalu bersama, berlari mengejar mimpi hingga tak dipungkiri muncul keegoisan jiwa dan hati. Mimpi yang diinginkan adalah mimpi yang luar biasa peliknya..tak bisa kau menutup mata sambil merangkak terus mendapatkannya. Tidak hanya itu. Hati dan jiwa memang bersahabat apabila ia bertemu maka ia akan memeluk dan menghangatkan tubuh mereka masing-masing, tapi terkadang muncul kebencian darri hati dan jiwa, karena mereka tidak ingin berbagi kehangatn, hati terlalu beku dan jiwa pun membeku.
Hati dan jiwa bersatu dalam keheningan malam dengan ditemani berjuta bintang di langit. Bulan pun menyaksikan kemesraan mereka berdua, seakan tidak ingin kehilanagan, karena hati adalah sahabat jiwa. Dan jiwa adalah sahabt hati. Apa daya kemesraan itu tak berlanjut lama, bulan segera meninggalkan mereka, awan pun meremang dan mulai menggelap. Jiwa marah dan hati menangis karenan ditinggalkan, apa daya jiwa tak terikat hati begitu pula sebaaliknya.
Lama terjalin sudah hubungan jiwa dan hati terpaut kisah kasih di renungan kehidupann, sayang waktu yang begitu lama dihabiskan dengan berjuta kebohongan dan kepalsuan hati dan jiwa. Tersenyum hati, menagis jiwa.tertawa jiwa, merengek hati. Tak pantaskah mereka tertawa bersama?, bahagia dan menangis bersama?. Terlalu sulit kawan.. hati dan jiwa tak bisa menyatu, hati adalah hati. Jiwa adalah jiwa. Mereka tak bisa sama.
Kadang hati merindukan jiwa. Karena jiwa seakan-akan ingin pergi meninggalkan hati, tapi hati hanya bisa pasrah, karena jiwa punya hak untuk pergi,  jiwa bukan siapa-siapa yang harus terus menemani hati yang gundah gulana, sial sungguh nasb hati yang sendiri di tinggal pergi. Dan entah kemana jiwa , hati pun tak tahu. Beribu pertanyaan yang tak terlontar karena hanya menumpuk dalam hati. hati bertanya-tanya..apa salah ku? Hati hanya bisa meredam, memendam, hingga gejolak itu terkuak . sampai saat ini beribu pertanyaan itu masih belum terjawab, pertanyaan bodoh…yang tak mungkin terjawab. Sesal hati hanya dalam hati.
Hhaaah…kemana jiwa yang ku rindukan, hatiku ingin berbagi kasih seperti dulu, Bercanda , bercerita ketika hati menemukan hati, ketika jiwa menemukan jiwa. Siapa yang akan mendengar omelanku, corcehanku??,  hati terdiam, hanya dalam hati. Meratap kepergian jiwa yang tak ingin lagi menemani hati yang terluka sendirian ..kesepian.
Faktanya, jiwa yang terus melangkah pergi adalah jiwa yang lemah. Jiwa yang tak sanggup berkata bahwa ia membutuhkan hati yang kuat berdiri menopang kekurangannya, menghapus air mata kegelisahan dan penderitaannya. Jiwa yang kini kosong tanpa ada yang menemani merasa sendiri adalah jalan terbaik untuk meninggalkan hati yang jiwa pikir itu yang terbaik.
Sampai akhirnya, pada puncak kepercayaan jiwa dipuncak tertinggi pengharapan , keinginan terhadap sesuatu yang lebih baik tak ia dapatkan. Jiwa dengan kaki yang lemah dan tubuh yang renta tak mmpu mendaki puncak pengharapan , puncak mimpi-mimpi , puncak kebahagiaan ia jiwa dan jiwa. Barulah jiwa memulai membuka mata jiwanya, mulai memahami dan mengerti bahwa sendiri itu bukan hal yangterbaik, “aku tak ingin sendiri mendaki puncak kebahagiaan ini, terlalu sulit” bagi jiwa. “Kemana hati..sahabat lama yang aku punya” . jiwa meratap..hati adalah sahabat terbaik, jiwa merugi pabila melupakannya. “Kemana hati..sahabat lama yang mengiringi kala gelap dan memapahku kala ku jatuh”. Berat sungguh cobaan jiwaku.
Jiwa dan hati adalah hidupku, aku ingin hati yang kuat dikala jiwa ku lemah. Aku ingin jiwa yang kuat dikala hatiku lemah. Kemana hatiku…di saat jiwaku lemah, tak mampu berdiri , melupakan angan-angan dan cita-cita tinggi di puncak tertinggi. Kemana hati..dikala jiwa ku kosong melompong, tak ada ilmu dan pengharapan lagi. Kemana hatii????

Kemana jiwa…dikala hatiku terluka oleh panah cinta asmara. Kemana jiwa dikala hatiku sendiri meraung..menangis dengan tersedu tanpa henti merobek hati hingga tiada rupa hatiku. Hatiku terlalu rapuh, terlalu rapuh…sampailah aku pada pengluapan jeritan hati. Menangis..menangis…hanya menangis. Hatiku kan lebih baik.
Hatiku kan kuatkan jiwa! Jiwaku kan kuatkan hati! Aku tak sendiri hati! Aku tak sendiri jiwa!ada sang pencipta yang selalu ada untukku hati. Ada pencipta yang akan selalu ada jiwa!
Tuhan………..!!!!!hatiku..jiwaku..biarkanlah mereka bersedih apabila itu membuat hati dan jiwaku merasa tenang.
Tuhan……….!!hatiku..jiwaku..biarkanlah mereka sendiri..biar mereka merenungi kesalahan-kesalahn pada diri mereka, kesalah yang diperbuat olehnya.
Tuhan……!!!hatiku dan jiwaku biarkanlah bersimpuh dihadapanmu, kuserahkan jiwa dan hatiku padamu. Ambillah sesuka hatimu, kapanpun dan dimanapun aku rela dan ikhlas.
Tuhaann…!!!hatiku dan jiwaku yang penuh dosa ini. Ampunilah dan masukkan lah mereka ke dalam golongan kebahagian yang dipenuhi keindahan dan kedamaian. Di tempatmu …di sisi terindahmu, syurga.^_^