TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER
Diajukan sebagai Suatu Syarat dalam
Memenuhi Tugas
Profesi
Kependidikan Bahasa Indonesia
Dosen
Pengampu Drs. Sukamto, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
oleh
Afriyanti F1011131055
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
Soal
mid:
1. Nilai
mantap (konsep).
2. Bagaimana
perubahan yang harus saudara lakukan agar niat saudara menjadi guru mantap.
3. Semangat
kuat (konsep).
4. Bagaimana
membentuk karakter diri anda aga semangat
menjadi guru lebih kuat.
5. Komitmen
tinggi (konsep).
6. Langkah
proaktif apa yang harus saudara lakukan untuk pembentukan komitmen yang tinggi.
7. Siswa
diproses menjadi produktif, kreatif, inovatif apa maksudnya.
8. Bagaimana
langkah-langkah memproses siswa.
Jawab:
1 . Apabila
kita mendengar kata mantap, pasti kita akan membayangkan tentang kelebihan
seseorang. Karena, kata mantap sendiri merupakan sebuah pujian yang diberikan
kepada seseorang yang memilki kelebihan. Dalam hal ini, seorang guru yang
nantinya akan menjadi seorang pendidik sekaligus pengajar harus memiliki suatu kelebihan tersendiri sehingga
ia dapat dikatakan menjadi seorang guru yang memilki kemantapan dalam mendidik
peserta didiknya. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk
dikatakan menjadi seorang guru yang mantap, baik dalam dirinya maupun
kinerjanya sebagai pendidik. Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
seorang guru atau pendidik dalam memantapkan dirinya, yaitu dengan memberikan
atau mengerahkan tenaga serta pikirannya terhadap kemajuan suatu pendidikan
karena pada dasarnya, ranah kerja guru atau pendidik ialah menjadikan manusia
(peserta didik) mampu mencapai wawasan dan tujuan yang diinginkan peserta
didik, seperti produktif, aktif , inovatif dan kreatif. Dan dalam kinerja
sebagai pendidik, seorang pendidik dapat dikatakan mantap apabila bisa mewujudkan
suatu keberhasilan pembelajaran dengan pemikiran atau ide-idenya. Maka hal itu
dapat menjadikan seorang guru menjadi mantap dalam kinerjanya sebagai guru.
2. Menjadi
seorang guru yang berkategorikan mantap, tidaklah mudah. Banyak hal yang harus
dilakukan untuk memantaskan diri menjadi seorang guru yang tergolong mantap.
Penilaian kemantapan seorang guru tidak hanya dilihat dari hasilnya saja,
melainkan proses yang telah dilakukan guru tersebut. Proses yang dilalui oleh
seseorang untuk menjadi seorang guru sangat berkaitan erat dengan keinginan
yang mendasar atau niat seseorang untuk menjadi seorang guru. Karena hal ini,
dapat mempengaruhi kemantapan seseorang untuk menjadi seorang guru. Niat untuk
menjadi seorang guru merupakan titik awal seseorang menjadi guru yang dapat
dibilang mantap. Karena, guru yang mantap adalah guru yang memilki niat untuk menjadi guru itu atas dirinya sendiri
bukan keterpaksaan dari orang lain. Dikarenakan Hal ini sangat berpengaruh
terhadap kinerja seorang guru. Banyak kita lihat, beberapa kasus guru yang
menyimpang dikarenakan pada dasarnya menjadi guru hanya untuk pelampiasan atau
paksaan dari orang lain. Ada beberapa hal yang dapt kita lakukan untuk menjadi
seorang guru yang dapat dikatakan mantap, yaitu dengan pengoptimalan niat untuk
menjadi seorang guru berdasarkan
keinginan diri sendiri bukan desakan dari orang lain atau dengan kata lain
membulatkan tekad untuk menjadi seorang guru. Maka dari itu, untuk menajadi
serorang guru yang mantap, kita harus terlebih dahulu menetapkan niat kita
untuk menjadi seorang guru atau pendidik, sehingga jalur yang kita ambil tidak
menjadikan bumerang dan penyesalan untuk kita. Dalam nilai kemantapan seorang
guru juga harus memiliki pemahaman terhadap konsekuensi menjadi seorang guru,
agar ia lebih hak dan kewajibannya serta tanggung jawabnya sebagai guru.
3. Kuat
disini bukan berarti seorang guru yang dapat menjatuhkan lawan, melainkan
semangat dari seorang guru itu sendiri. Semangat yang kuat sangat diperlukan
dalam diri seorang pendidik atau guru. Semangat yang tinggi juga sangat
dipengaruhi oleh motivasi atau dorongan pada manusia itu sendiri maupun
orang-orang disekitarnya. Motivasi adalah
kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang
untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini berkaitan erat dengan kinerja guru itu
sendiri. Guru yang bersemangat dalam kinerjanya sebagai pendidik dan pengajar, mampu memudahkan dalam meningkaatkan kualitas
peserta didiknya, karena jiwa guru yang bersemangat itulah yang mampu menopang
segala kekurangan dalam hal apapun. Berkeinginan tinggi dalam hal pencapaian tujuan tidaklah mungkin didapatkan
seseorang apabila dalam jiwa orang tersebut tidak memilki jiwa semangat yang
tinggi. Guru dalam hal ini,harus memberikan segala kemampuannya untuk melakukan
hal yang terbaik untuk peserta didiknya.
4. Banyak
hal yang dapat menjadikan seorang pendidik kuat dan bersemangat tinggi dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Hal itu dapat berupa tindakan, pikiran
dan pemberian hadiah (reyword) untuk seorang pendidik. Jelas, seorang pendidik
akan lebih bersemangat dalam mengajar apabila ada ganjaran terhadap kerja keras
yang dilakukannya terhadap kesuksesan peserta didiknya, dalam hal ini berkaitan
dengan semangat guru itu untuk memacu dirinya agar lebih baik dan dapat
memberikat output yang baik dan berkualitas. Misalnya, dalam sebuah kegiatan
yang diadakan antar sekolah, seperti lomba membaca puisi atau membuat pantun,
pidato dan sebagainya. Sebagai guru bahasa Indonesia, jelas berperan penting
dalam mengajarkan bagaimana cara yang baik dalam mengikuti kegiatan berikut.
Hal itu, juga berpengaruh terhadap semangat guru yang bersangkutan, dikarenakan
peserta yang mengikuti lomba tersebut adalah anak didiknya dan membawa nama
baik sekolah.
5. Kehidupan
seseorang akan berjalan baik apabila seseorang tersebut memilki prinsip dalam
kehidupannya. Prinsip atau komitmen disini merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam kehidupan seorang guru atau pendidik. Suatu prinsip atau komitmen
menjadikan seorang pendidik melakukan segala hal yang menurutnya itu baik dan
tidak diluar jalurnya sebagai pendidik. Berkomitmen dilakukan agar seseorang
tetap memegang teguh pendiriannya, terutama untuk wewenang ia menjadi seorang
pendidik. pada hakikatnya adalah ketika seseorang sudah terjun menjadi seorang
pendidik pada saat itu harus sudah memiliki tekad yang bulat tidak
setengah-setengah untuk menjadi seorang guru yang berkualitas agar menciptakan
generasi yang cerdas. Karena, pada
dasarnya komitmen adalah kemauan seseorang yang tulus untuk mewujudkan visi,
misi serta tujuan pendidikan sekolah yang dibinanya. Sehingga, apa yang
diinginkan tercapai dengan maksimal. jangan beranggapan bahwa menjadi pendidik
hanya menjadi sebuah batu loncatan saja, maksudnya adalah menjadi pendidik
sebagai suatu keterpaksaan karena keterbatasan lowongan pekerjaan. sehingga menjadi pendidik adalah pilihan yang
tepat meskipun terkadang fakta di lapangan tidak memenuhi kriteria untuk
menjadi seorang pendidik tanpa harus dilatih terlebih dahulu. Hal ini tentunya
akan berdampak meskipun hal sepele, namun sekali lagi kembali kepada kesadaran
dan komitmen yang tinggi untuk bisa menjadi guru yang berkualitas.
6. usaha
yang dapat dilakukan seorang pendidik untuk menjadi guru yang memiliki komitmen
yang tinggi dalam kinerjanya adalah dengan mendedikasikan dirinya sebagai guru
yang memprioritaskan pendidikan anak didiknya untuk menuju kesuksesan dan
ikhlas dalam bekerja. Adapun langkah lainnya untuk membentuk komitmen yang
tinggi sebagai pendidik adalah, seorang pendidik harus memiliki persiapan yang
matang, seperti guru profesional, yaitu
seseorang
yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya di
bidangnya, misalnya guru yang berlatar pendidikan guru. Dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik, seorang guru harus melaksanakan kewajibannya
dengan penuh ketelitian serta memahami empat kompetensi dasar yang harus
dimiliki oleh para pendidik sesuai perundang-undangan yang ada diantaranya
keterampilan pedagogik, keterampilan kepribadian, sosial dan keterampilan
profesional.
Apabil hal tersebut dijalankan dengan baik dimungkinkan para pendidik menjadi guru yang berkualitas sehingga menciptakan generasi yang cerdas, standar pendidikan nasionalpun bukan menjadi sebuah hambatan tapi menjadi sebuah tantangan.
Apabil hal tersebut dijalankan dengan baik dimungkinkan para pendidik menjadi guru yang berkualitas sehingga menciptakan generasi yang cerdas, standar pendidikan nasionalpun bukan menjadi sebuah hambatan tapi menjadi sebuah tantangan.
7. Produktif,
kreatif, inovatif merupakan tiga aspek penting yang harus dicapai oleh seorang
pendidik terhadap peserta didiknya. Produktif merupakan sikap seorang siswa yang
mampu menghasilkan sesuatu, yang bermanfaat untuk dirinya dan juga orang lain. Sedangkan
Kreatif adalah kemampuan seorang siswa
atau daya cipta seorang siswa dalam mewujudkan sesuatu dengan
pemikirannya sendiri dan yang terpenting berbeda dengan yang lain atau
sebelumnya. Kedua aspek ini, baik produktif maupun kreatif memilki keterkaitan
yang sangat erat dalam hal memproses siswa untuk menuju keberhasilan siswa
tersebut dalam kependidikan. Begitu pula dengan aspek inovatif. Inovatif adalah
sesuatu yang bersifat baru atau sesuatu yang beda. Dalam memproses siswa, sikap
inovatif juga sangat diperlukan, karena setiap waktu dunia kependidikan selalu
memiliki perubahan dan pembaharuan, sehingga murid atau siswa juga harus
mengikuti arus perubahan dan pembaharuan tersebut. Hal itu dilakukan agar siswa
tidak tertinggal dengan materi pembelajaran dan pendidikan di sekolah lain.
8. Untuk
memproses siswa dalam praktik suatu pengajaran dan pendidikan apabila melihat
aspek inovatif, kreatif dan produktif adalah sebagai berikut.
1) Dalam
mewujudkan siswa yang Inovatif yaitu mengenai pembaharuan atau berkaitan dengan
sesuatu yang baru, seorang guru dapat mengambil langkah dalam menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri siswa,
dengan cara mengintegrasikan berbagai media atau alat bantu yang berbasis
teknologi baru dalam proses pembelajaran. Misalnya, ketika dalam proses
belajar-mengajar, guru dapat membantu rasa percaya diri siswa dalam penggunaan
bahan pembelajaran multimedia dan Microsoft power point.
2) Dalam
mewujudkan siswa yang kreatif, yaitu berkaitan dengan kemampuan daya cipta
seorang siswa, baik dalam penyelesaian masalah maupun cara berfikirnya, seorang
guru dapat memberikan sebuah simulasi suatu pembelajaran. Dan meminta siswa
untuk menanggapi simulasi yang telah diberikan. Misalnya, dalam pembelajaran
guru meminta siswa untuk memberikan tanggapan mengenai sebuah gambar yang ada
pada sebuah wacana. Dan pada saat memberikan tanggapan, jelas setiap anak
memilki tanggapan yang berbeda-beda. Contoh lainnya yaitu kreatif dalam
belajar, pada kurikulum 2013 siswa dituntut untuk membentuk jejaring atau
kelompok belajar. Maka dari itu, siswa diarahkan untuk belajar dengan
teman-temannya agar mereka dapat bertukar pikiran dan pembelajaran juga tidak
membosankan.
3) sebagai
seorang guru kita harus mampu menjadikan siswa lebih produktif. Yaitu dengan
cara memberikan kesempatan kepada siswa dalam
menuangkan segala ide, gagasan dan konsepnya untuk membuat sebuah
kreatifitas. Contohnya dalam pembelajaran menulis sebuah cerpen. Seorang siswa
dalam hal ini, diberikan kesempatan oleh guru untuk membuat sebuah cerpen
berdasarkan ide dan koonsepnya, walaupun guru yang memberikan cara penilaian
tersendiri dalam penilaian karya siswa tersebut. Banyak manfaat yang akan
didapatkan oleh siswa tersebut, satu diantaranya adalah keterampilan menulis
siswa dan keberanian siswa dalam menuangkan ide mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar