Jumat, 20 Februari 2015

surat kecil untukmu...BU

Pagi yang berkabut. Seketika aku membuaka pintu rumah kecilku. Entah apakah gerangan, hari  ini tampak berbeda daripada hari sebelumnya. Langit seakan ingin sampaikan pesan, jikalau aku seharusnya hendak berdiam diri dirumah kecilku, tanpa beraktivitas diluar keramaian. Kusibak tirai jingga dikaca panjangku, ku tatap awan masih enggan beranjak dari duka yang menyelimutinya. Mungkin ini cara langit menyapa, ketika ia mulai bosan dengan hari-hari yang ceria.
Nada-nada yang mengalun dan berdendang ditelinga pada saat itu, menyibukkanku. Hingga aku tak sadar, waktu telah berganti detik demi detik. Tetapi tetap saja, semua masih berada ditempat lusuh mereka, membaringkan diri sembari memeluk bantal kesayangan. Melepas lelah, karena waktu yang tidak berkucukupan, siang pun tak jadi masalah karena matahari tak akan mengomel dan memarahi mereka. Burung-burung tak akan sibuk dengan urusan mereka, karena ia juga sibuk mencari rezeki tuhan diluar sana. Dan ayam pun mulai lelah, karena tugasnya sudah selesai.
Indahnya hidup, akan dirasakan ketika manusia itu menyadari betapa mulianya waktu yang diberikan tuhan. Waktu yang sama, tetapi pemanfaatan yang berbeda-beda. Dengan ini, aku mulai teringat pada sosok, seorang ibu. Yang selalu repot, ketika anak-anaknya tidak beranjak dari tempat tidurnya. Ia akan mengomel dan bahkan merayu sang putri kecilnya untuk sadar akan waktu, tuk sadar akan kewajiban sebagai hamba tuhan. Perlahan ia berbisik, kemudian menyenandungkan kata-kata bahwa sudah waktunya untuk shalat. Dan, mata yang berat tadi, seakan tidak mampu untuk kubuka, menjadi mulai terangkat dan kuringankan kedua kaki serta tubuh yang sedikit malas akan aktivitas dan rutinitas itu. Bismillah…
Dialah sang motivator hidup. Alarm dunia terbaikku, IBU.
SAYANG IBU , ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar